Sunday 11 June 2017

Surga-Neraka Itu Ajaran Hindu

Ditulis Oleh : PROF. SUMANTO AL QURTUBY
Sunber : https://www.facebook.com/Bungmanto/posts/10158789548035523

Sekali lagi saya tegaskan bahwa konsep dan ajaran surga-neraka itu adalah ajaran Hindu, bukan Islam, Kristen, Yahudi dan lainnya. Ini "Kuliah Virtual" yang ke-4 yang membahas tentang konsep surga dan neraka. Konsep ini kemudian kelak dilanjutkan oleh Buddhisme dan Jainisme, sebagai sesama rumpun "Agama India".
Kitab Suci yang secara jelas dan eksplisit membicarakan tentang seluk-beluk surga-neraka ini adalah Kitab Weda (Veda), bukan Al-Qur'an, Talmud, ataupun Injil. Oleh karena itu, idealnya atau seharusnya yang paling berhak dan otoritatif menjelaskan "surga-neraka" itu adalah umat Hindu, bukan kaum Muslim maupun Kristen.
Ingat, Al-Qur'an tidak mengenal kata dan konsep "surga-neraka", melainkan "jannah-nar". Oleh karena itu, masyarakat Arab Muslim juga tidak mengenal kata "surga-neraka" ini. Kata Arab "jannah-nar" inilah yang kemudian diterjemahkan menjadi "surga-neraka" yang menurutku tidak tepat dan perlu direvisi. Menariknya, dalam tradisi Buddhisme juga mengenal kata "jhana".
Padahal, secara konseptual dan filosofi, kata "jannah-nar" dalam Al-Qur'an berbeda dengan kata "svarga-naraka" dalam Kitab Veda. Seperti saya jelaskan sebelumnya, kata surga-neraka dalam Bahasa Indonesia itu jelas diambil dari kata "swarga / svarga-naraka" dalam Bahasa Sanskrit yang dipakai dalam Kitab Suci Veda (Weda Samhita) tersebut.
Bahasa Sanskrit ini masih dipakai dalam acara-acara ritual keagamaan Hindu, selain penulisan susastra Hindu. Tetapi dalam komunikasi sehari-hari, masyarakat India kontemporer menggunakan Bahasa Hindi yang merupakan turunan dari Sanskrit dan merupakan salah satu rumpun Bahasan Hindustan (bersama Urdu yang dipakai di Pakistan). Istilah Sanskrit ini konon diperkenalkan atau dipopulerkan oleh Maharsi Panini di abad ke-6 SM. Sebelumnya, konon disebut "Daivivak" yang berarti "bahasa atau sabda Dewa".
Nasib Bahasa Sanskrit ini seperti Bahasa Arab klasik (disebut fushah) yang dipakai dalam penulisan Al-Qur'an. Masyarakat Arab modern hanya menggunakan fushah ini dalam ritual-ritual keagamaan atau penulisan buku-buku keislaman. Sementara dalam komunikasi sehari-hari, mereka menggunakan "Bahasa Arab pasar" (amiyah).
Kitab Suci Veda adalah salah satu kitab agung di dunia. Bahkan oleh para ahli kajian agama-agama kuno India seperti Maurice Bloomfield (dalam bukunya "The Religion of the Veda") atau Maurice Winternitz (dalam "A History of Indian Literature"), Kitab Veda ini dianggap sebagai monumen dan susastra tertua di dunia serta dokumen historis tertua di "dunia timur".
Kata "Veda" ini berarti "ilmu pengetahuan suci dan kekal abadi" karena bersumber dari Hyang Widhi Wasa. Kitab Suci ini juga disebut dengan "Sruti" yang bermakna bahwa kitab ini adalah sebuah wahyu Tuhan yang diterima melalui pendengaran suci dan ketajaman intuisi para maha Rsi.
Jadi, sekali lagi, konsep surga-neraka ini jelas bersumber dari ajaran Hindu Dharma. Hinduisme (juga Budhisme) memang pernah berjaya di Nusantara. Oleh karena itu sangat wajar jika banyak sekali kata, filosofi, konsep, kebudayaan, dan ritual keagamaan Islam di Indonesia modern saat ini yang dipengaruhi oleh tradisi dan filosofi Hinduisme dan Budhisme seperti konsep surga-neraka ini.

Agama Manakah yang Paling Benar?


No comments:

Post a Comment

Perang Melawan ISIS dan Terorisme

Penulis : PROF. SUMANTO AL QURTUBY Sumber :  http://news.liputan6.com/read/3004571/perang-melawan-isis-dan-terorisme?source=search Liput...