Saturday 10 June 2017

Tari Perut di Arab Timur Tengah

Ditulis oleh : PROF. SUMANTO AL QURTUBY
Sumber : https://www.facebook.com/Bungmanto/posts/10158902798800523

Ada bermacam-macam jenis tarian di dunia ini. Jika di Afrika atau sub-Sahara Afrika, kita mengenal "tarian pinggul" yang ser-ser, maka di Arab Timur Tengah, kita mengenal "tarian perut" (belly dance) yang meliuk-liuk bak ular cobra.
Di Indonesia, kita juga mengenal berbagai jenis tarian dan goyangan. Ada yang model "goyang ngebor" ala Inul, "goyang itik" Zaskia Gotik, "goyang patah-patah" ala nggak tahu siapa pencetusnya. Itu belum termasuk berbagai jenis tarian tradisional yang bergembang di daerah-daerah di seantero Indonesia. Pokoknya banyak deh.
Meskipun model "tari perut" asal-muasalnya berasal dari kawasan Arab Timur Tengah, kini jenis tarian ini sudah berkembang pesat di berbagai kawasan: Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, India, bahkan Australia dan Jepang. Para penarinya juga bukan lagi monopoli penari Arab tetapi sudah dari berbagai kelompok etnis di jagat ini.
Sejauh yang saya ketahui, hanya perempuan yang menggeluti "profesi" tarian perut ini, meskipun ada juga yang laki-laki yang berdandan ala perempuan seperti "kocek" di Turki, penari penghibur laki-laki muda ganteng yang menari di harem-harem kesultanan di zaman Ottoman.
Para sarjana dan pengamat tari seperti Wendy Buonaventura dalam bukunya, "Serpent of the Nile: Women and Dance in the Arab World", mengatakan bahwa jenis tarian perut ini awalnya diciptakan dan berkembang di Mesir.
Di Mesir, tarian perut ini berakar pada para penari "Ghawazi", sekelompok penari tradisional nomad di Mesir yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk menghubur masyarakat, baik masyarakat biasa maupun masyarakat kerajaan. Kata "Ghawazi" ini (jamak dari "ghaziyah") berarti "para penakluk" karena tugas mereka adalah "menaklukkan" hati dan pikiran audiens. Tetapi ketika Mesir dikontrol oleh Turki Usmani, pada abad ke-19, para penari Ghazawi ini dilarang karena dianggap "terlalu vulgar dan erotis".
Karena dilarang, kelompok penari perempuan ini kemudian bertransformasi atau menamakan diri menjadi "Almeh" atau "Alimah" (jamak: "Awalim") yang berarti sama dengan "alim" (jamak: "ulama") yang bermakna: "perempuan pintar dan terdidik". Mereka memang kelompok perempuan terdidik yang ditraining menjadi penari, penyanyi, sastrawati, dan entertainer profesional. Dari kata "Almeh" inilah kemudian populer istilah "almee" di Perancis yang dikembangkan oleh kelompok orientalis Eropa (seeprti Gustave Fluebert dan Edward William Lane) yang mengunjungi Mesir di abad ke-19.
Dalam konteks kontemporer Arab Timur Tengah, tarian perut ini dikenal dengan nama "Raqs Syarqi" (tarian timur) atau "Raqs Baladi" (semacam "country dance") yang merupakan penggabungan dari Ghawazi, Almeh, dan berbagai jenis tarian Barat dan Amerika Latin. Meskipun masih dipraktekkan di sejumlah kawasan di Mesir tetapi para penari tarian perut kontemporer di "Negeri Fir'aun" tidak mesti warga Mesir tetapi banyak yang orang Barat atau perempuan Lebanon yang memang terkenal cakep-cakep dan hot lagi he he.

No comments:

Post a Comment

Perang Melawan ISIS dan Terorisme

Penulis : PROF. SUMANTO AL QURTUBY Sumber :  http://news.liputan6.com/read/3004571/perang-melawan-isis-dan-terorisme?source=search Liput...